Coffee de' love
scene 1
Situasi 1 : coffee house di pinggir jalan ( Aisyah Nur Iman ) , petang
Habisnya sujud terakhir
waktu asar yang redup, Iman seperti biasa menghabiskan petangnya di sebuah
coffee house di pinggir jalan, berbekal sebuah novel dia duduk di satu sudut meja. Agak jauh
sedikit dari orang lain. Kedengaran bunyi lagu ( Imagine by John Lennon ),
memecahkan kesunyian di setiap sudut coffee house tersebut.
Iman
( senyum )
One Espresso please, with a
cream and less sugar
Waiter
( senyum )
Sure, a minute okay. Here you’re coffee. Its 3 bucks thank you and
have nice day
Iman
(senyum )
Thank you.
Iman seorang kaki novel,
tapi bukan semua novel dapat menambat hatinya, dia lebih sukakan hasil tulisan
yang berbentuk cozy dan abstrak. Pernah dia menghabiskan sebuah novel sekuntum
bunga sekeping kad karya ahadiat akashah. Iman menghidu Espresso yang masih
panas itu, baginya sebelum minum elok nikmati aromanya terlebih dahulu.
Lagaknya bagaikan orang yang ketagih dadah. Lebih dekat lagi coffee addict.
Pelayan di coffee house itu
sememangnya sudah biasa menerima Iman sebagai regular customer, belum Iman order pastinya mereka tahu coffee kegemaran Iman.
Bunyi suara Paul McCartney
the beatles ( Yesterday ) sepertinya memahami hujan renyai-renyai di luar
coffee house, Iman khusyuk membaca novel dan sebelah tangannya pula memegang
secawan espresso.
Yesterday, all my troubles
seemed so far away,
Now it looks as though
they're here to stay,
Oh, I believe in yesterday,
I believe in yesterday. ( di
kaki helaian novel ).
to be continued
No comments:
Post a Comment